Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Edisi: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Harga: Rp 350.000,-
SOLD OUT!
Sinopsis:
Roman Tetralogi Buru mengambil latar belakang dan cikal bakal nation
Indonesia di awal abad ke-20. Dengan membacanya waktu kita dibalikkan
sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional
mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan, dan
pertarungan kekuatan anonim para srikandi yang mengawal penyemaian
bangunan nasional yang kemudian kelak melahirkan Indonesia modern.
Roman bagian pertama; Bumi Manusia, sebagai periode penyemaian dan
kegelisahan dimana Minke sebagai aktor sekaligus kreator adalah manusia
berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya
menuju manusia yang bebas dan merdeka, di sudut lain membelah jiwa
ke-Eropa-an yang menjadi simbol dan kiblat dari ketinggian pengetahuan
dan peradaban.
Pram menggambarkan sebuah adegan antara Minke dengan ayahnya yang
sangat sentimentil: Aku mengangkat sembah sebagaimana biasa aku lihat
dilakukan punggawa terhadap kakekku dan nenekku dan orangtuaku, waktu
lebaran. Dan yang sekarang tak juga kuturunkan sebelum Bupati itu duduk
enak di tempatnya. Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu
dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang
indahnya dunia sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu .... Sembah
pengagungan pada leluhur dan pembesar melalui perendahan dan penghinaan
diri! Sampai sedatar tanah kalau mungkin! Uh, anak-cucuku tak kurelakan
menjalani kehinaan ini.
"Kita kalah, Ma," bisikku.
"Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."
No comments:
Post a Comment