Penerbit: Pustaka Al-Kautsar
Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Farid
Edisi: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Harga: Rp 200.000,-
Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Farid
Edisi: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Harga: Rp 200.000,-
Sinopsis:
Dari sekian hal yang membuat kita bangga dan bersyukur menjadi seorang 
Muslim adalah kekayaan sumber daya manusia unggul. Yaitu, orang-orang 
shalih yang kemudian dikenal sebagai ulama salaf. Mereka sekelompok 
kecil dari kaum Muslimin yang mampu menggerakkan dinamika pemikiran dan 
peradaban Islam setelah jauh ditinggal Rasulullah SAW. Rasulullah 
menyebutnya sebagi ulama-ulama pewaris risalah Nabi yang bisa dijadikan 
qudwah hasanah. Sebanyak 60 ulama salaf memang telah tiada. Tapi mereka 
telah meninggalkan karya emas yang bisa dijadikan rujukan umat Islam. 
Umur mereka tidak panjang, tetapi hari-hari kehidupannya sarat dengan 
manfaat dan kebaikan yang selalu dikenang banyak orang.
Keikhlasannya 
begitu mendalam terpancar di dasar hati mereka. Potret indah tentang 
pencarian ilmunya sangat layak digali dan dipelajari. Bagi mereka, ilmu 
adalah puncak kenikmatan sekaligus keikhlasannya dalam beramal. Akhlaq 
dan pikirannya jernih, ilmu yang ditebarkan hasil goresan penanya pun 
jauh dari bid'ah, taqlid, dan takhayul. Zuhudnya tidak tertandingi. 
Mereka pun melawan penguasa yang zhalim dan memerangi kebodohan, jujur, 
dan amanah. Buku ini berusaha memutar ulang kilasan sejarah perjalanan 
ulama besar yang berpengaruh dalam sejarah dan kehidupan umat Islam. 
Berbicara tentang kepribadian dan pemikirannya secara detail yang 
mencerminkan kemajuan peradaban Islam masa lalu dan masa kini. Konsep 
berpikirnya, karya dan guru-gurunya, interaksi dengan orantua, maupun 
masyarakat sekitarnya mampu membentuk citra diri yang shalih dan 
berwibawa. Sungguh bermanfaat bagi pembaca. Buku ini bisa mendidik 
generasi muda Islam untuk bangkit dan berjalan sesuai dengan pendidikan 
yang pernah ditempuh para ulama.
Selain itu, memberikan ibrah kepada 
umat Islam bahwa kita harus meninggalkan perbuatan bid'ah, taklid, dan 
takhayul.
 

 
No comments:
Post a Comment